Salah Pilih Tempat Kerja Baru, Harus Bagaimana? Halaman all ...


 Bekerja merupakan salah satu ikhtiar yang harus dilakukan oleh manusia, bekerja adalah salah satu perbuatan mulia agar kita tidak meminta-minta. Manusia sepanjang hidupnya harus berkereativitas dan bekerja untuk memenuhi kebutuhanya, inilah yang disebut bahwa manusia itu pada dasarnya dalah makhluk ekonomi. Jangan sampai kita meminta-minta pada orang lain, bersikap malas dengan selalu menggantungkan pda orang lain, keadaan seperti ini sama sekali tidak membahagiakan karena sama sekali tidak berdaya, karena sikap malas yang enggan disingkirkan.
 Sebaik-baik sauri teladan kita dalam bekerja hanyalah Rasulullah SAW, dengan senantiasa mengingat beliau insyaallah kita tidak banyak mengeluh dengan beban kerja yang sedang kita panggul, kita tidak merasa kecil hati dan merasa hidup hanya untuk bekerja bukan kerja untuk hidup hanya karena kerja setiap hari dan sering lembur hingga larut malam. Lebih baik bekerja keras saat masih muda sebelum masa tua datang, saat muda kita masih kuat bekerja keras namun saat usia sudah tua kita tidak bisa lagi kerja keras dan produktif, kita usdah tidak kuat lagi dengan beban-beban kerja yang berat  disaat tua nanti.
 Lihat dan contohlah Rasulullah SAW yang dalam usia 12 tahun sudah bekerja dengan keras, dengan mengembala dan berdagang semasa mudanya. Beliau memberi contoh dan mengajarkan ketekunan dalam bekerja. Dalam sabdanya ada banyak sekali sabda yang membuat kita selalu semangat dalam bekerja bahkan bkerja sampai lembur memiliki keutamaan tersendiri yaitu menghapus dosa, jadi kita jangan berkecil hati karena harus kerja keras dan lembur sampai larut malam. Berikut adalah sabda Rasulullah SAW tentang kerja:

"Berusaha untuk mendapatkan penghasilan halal merupakan kewajiban, disamping sejumlah tigas lain yang telah diwajibkan" (HR.Baihaqi dan Thabrani).

"Tidak ada satupun makanan yang lebih baik daripada yang  dimakan dari hasil keringat sendiri" (HR.Shahih Bukhari).

"Siapa saja yang malam hari bersusah payah dalam mencari rezeki yang halal, malam itu ia ampuni" (HR.Ibnu Asakir dari Anas)

"Siapa saja pada sore hari bersusah payah dalam bekerja maka sore itu ia ampuni" (HR.Thabrani dan Ibnu Abbas)

"Barang siapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang dijalan Allah 'Azza Wa Jalla" (HR.Ahmad)

"Sesungguhnya diantara dosa-dosa itu ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan sholat. Maka para sahabat pun bertanya: Apakah yang dapat menghapusnya wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Berusah payah dalam mencari nafkah". (HR.Bukhari)

 Kita sering kali mengeluh karena beban kerja yang begitu banyak hingga menguras waktu kita dalam sepekan, misal hari sabtu minggu yang harusnya bisa untuk berkumpul dengan sudara atau teman malah dipakai untuk tidur di rumah karena badan terasa capek akibat kerja. Merasa sedih karena waktu bekerja lebih panjang daripada waktu untuk datang ke majelis ilmu (ngaji). Jangan sampai dengan anggapan ini kita memiliki pandangan bahwa ngaji atau datang ke majelis ilmu jauh lebih penting daripada bekerja. Dua-duanya penting dan memiliki keutamaan, Allah menciptakan sesuatu keadaan pasti ada manfaatnya dan banyak manfaatnya. Bagi yang punya banyak waktu luang dan bisa sering datang ke majelis ilmu amatlah bagus dan patut bersyukur, karena datang ke majelis ilmu juga bisa menghapus dosa, sebaliknya orang yang bekerja keras dan jarang memiliki waktu untuk datang ke majelis ilmu juga punya keutamaan karena kerja kerasnya untuk menafkahi keluarga bisa menghapus dosa, sebagaimana sabda Rasulullah diatas. Ada satu kisah yang harus kita simak bersama agar kita bisa adil sejak dalam pikiran antara kerja dan majelis ilmu.

"Suatu ketika seorang laki-laki melintas dihadapan Rasulullah SAW. Orang itu dikenal sebagai pekerja yang giat dan tangkas. Para sahabat kemudian berkata: "Wahai Rasulullah andai bekrja seperti yang dilakukan orang itu dapat digolongkan menjadi jihad di jalan Allah maka alangkah baiknya." Mendengar itu beliaupun menjawab: "kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, maka itu fisabilillah; kalau ia bekerja untuk menghidupi keuda orang tuanya yang sudah lanjut usia, maka itu fisabilillah; kalau ia bekerja untuk dirinya sendiri agar tidak meminta-minta maka itupun fisabilillah" (HR.Thabrani). Dalam riwayat lain Nabi juga pernah menegur para sahabat yang mencela seorang pemuda yang hendak pergi bekerja, padahal saat itu Nabi dan sahabat sedang  menkaji ilmu di halaman masjid, pemuda itu lewat begitu saja dan tidak mengikuti majlis ilmu, Nabi pun menegur para sahabat dengan nasihat seperti riwayat di atas.