Berfilsafat tidak seperti membalik telapak tangan. Harus diakui agar bisa berfilsafat kita harus tekun, sabar, dan cermat dalam belajar filsafat, sebagaimana kita mempelajari ilmu-ilmu yang lain. Kita harus menggunakan seluruh kemampuan yang kita miliki untuk berfilsafat. Maksudnya untuk bisa berfilsafat seluruh potensi kemanusiaan kita perlu dirangsang, khususnya akal kita. Sebab akal merupakan alat yang sangat berharga dalam berfilsafat. Akal yang tidak pernah dirangsang untuk berpikir akan mudah menjadi pikun. Ibarat pisau yang tidak pernah diasah juga akan tumpul sama halnya dengan akal kita jika tidak pernah diasah. Pertanyaannya kemunidan bagaimana agar pikiran terangsang untuk berfilsafat? berikut adalah beberapa petunjuk yang bisa diikuti bagi seorang pemula.
Munculkan Rasa ingin Tahu yang Mendalam
Anda harus memunculkan rasa ingin tahu yang mendalam dengan cara terus menanyakan sebab akibat segala sesuatu yang ada dalam realitas kehidupan kita. Misal kenapa harus ada presiden, apakah presiden benar-benar harus ada dalam sebuah negara dan benar-benar diperlukan.Jika presiden dipilih untuk mensejahterakan rakyat mengapa sampai saat ini masih banyak rakyat yang belum sejahtera? padahal sudah andil dalam memilih dan mengankat presiden dan lain sebagainya. Dengan contoh seperti ini anda bisa mempertanyakan pengetahuan anda, Memunculkan rasa ingin tahu yang mendalam dapat merangsang pikiran untuk berfilsafat.
Jangan Langsung Percaya
Apabila ada yang mengabarkan bahwa di langit ada banyak dewa, coba ragukanlah. Apabila ada yang mengatakan bahwa pemerintahan dengan sistem pemerintahan demokrasi, sosialis, dan teokrasi, masing-masing ada yang mengatakan sebagai salah satu sistem pemerintahan terbaik, coba jangan langsung percaya. Descartes dapat menjadi contoh baik dalam hal ini saat ia meragukan segala sesuatu, ia sebenarnya ingin mendapatkan landasan, dasar kepastian, dan pijakan bagi sega yang diragukannya dan untuk mendapat kepastian yang mendalam.
Kagumilah Segala Sesuatu
Rasa kagum yang didikuti dengan keinginan untuk mengetahui secara lebih detal lazimnya dikarenakan ketidakmengertian mengapa sesuatu itu harus dikagumi dan ketakutan jika ada yang bertanya, misalnya mengapa anda mengaguminya
Temukanlah Bahan Dasar Segala Sesuatu
Pernahkah anda berpikir bahwa masunia, hewan, tumbuhan, air, batu, meja, mobil, buah-buahan, dan lan sebagainya memiliki bahan dasar yang sama? jika belum coba pikirkan. Jika jawabanya tidak sama mengapa bisa tidak sama? jika sama mengapa bisa sama? Pertanyaan semacam ini akan akan merangsan anda untuk berfilsafat. Banyak orang menjadi filusuf karena mereka memikirkan dan menemukan bahan dasar alam semesta ini.
Carilah Sumber Pengetahuan
Pernahkah anda bertanya dari manakah pengetahuan yang anda miliki? dari manakah anda peroleh sumber pengetahuan? Apakah dari akal, atau dari benda-benda yang anda lihat? Jika anda menjawab bersumber dari pikiran anda apa alasannya? Jika anda menjawab dari indra apa juga sebabnya? atau bahkan bersumber dari keduanya? Cara seperti ini sesungguhnya adalah cara untuk melatih dan memahami aliran-aliran filsafat yang membahas masalah pengetahuan (epistemologi).
Penulis adalah mantan pegiat Jaringan Aktivis Filsafat Islam (JAKFI)
0 Komentar